Rabu, 06 Januari 2016


Muara Hati
Moga Bunda di Sayang Allah

Dalam kehidupan pastilah ada banyak kisah dan pengalaman yang kita jumpai atau bahkan pernah dialami sendiri. Disekitar kita pasti ada orang yang kurang beruntung, misalnya buta dan tuli seperti Melati dalam Novel Moga Bunda diSayang Allah karya Tere Liye...Bayangkan jika hal tersebut terjadi pada kita atau pada orang yang kita sayangi. Dunia terasa gelap, tidak dapat melihat...dunia terasa sepi dan tidak dapat mendengar apapun.
Melati  sudah 3 tahun lamanya menderita karena buta dan tuli, sekarang umurnya baru 6 tahun ia hanya dapat berkomunikasi dengan mengucapkan dua kata yaitu BAA...MAA. Orang tuanya yang kaya raya itu telah berusaha keras untuk menyembuhkan Melati dengan berbagai cara dan tentunya telah mengeluarkan biaya yang banyak. Namun biaya yang banyak tidaklah menjadi masalah untuk keluarga Hk, yang terpenting adalah anaknya dapat sembuh. Berbagai pengobatan untuk melati tak kunjung membuahkan hasil, bahkan Bunda mulai putus asa dan sakit hati karena semua dokter menganggap bahwa Melati gila...padahal Melati tidak gila, ia hanya buta dan tuli. Hampir tak percaya jika melihat anak kecil yang cantik, imut, dengan rambut ikal, gigi kelinci, dan mata bagai biji buah leci itu  berada pada kondisi yang amat memprihatinkan.
Setiap manusia pasti mempunyai pengalaman hidup yang amat pahit yang disebut dengan masalalu. Karang pemuda yang memiliki rasa sosial tinggi terhadap anak – anak hidupnya seketika hancur akibat kecelakaan kapal di laut yang telah merenggut nyawa anak – anak yang diasuhnya di Taman Baca....Kinasih gadis yang ia cintai juga telah membuat dirinya amat terluka, ia beranggapan bahwa kehidupan ini tidak adil. Setiap individu mempunyai berbagai cara agar dapat  menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Ada yang memilih sabar dan ikhas dan berserah diri pada – Nya  ada pula yang melampiaskan kesedihannya dengan berbagai hal atau kegiatan misalnya mengunjungi tempat wisata atau sekedar berkumpul dengan teman. Namun Karang tak semudah itu menyelesaikan masalahnya, ia amat terpukul dengan peristiwa tersebut. Hidupnya hanya diisi dengan mabuk. Mabuk sebenarnya tidak akan pernah menyelesaikan sebuh masalah justru malah memperpanjang masalah dan membiarkan beban tersebut tumbuh subur dalam diri kita. Bukankah masalah seharusnya dihadapi dengan berani? Yaa....namun Karang tak dapat semudah itu menghadapi kenyataan yang sangat pahit.
Bunda akhirnya menemukan pemuda yang bernama karang sebagai solusinya untuk menyembuhkan Melati. Meski awalnya Bunda ragu dengan penampilan Karang yang berambut gondrong, jarang mandi, dan bau alkohol namun keyakinanlah yang membuat ia yakin bahwa Karanglah orangnya. Selalu ada solusi yang baik jika kita mau berusaha mencari jalan keluar  dari sebuah permasalahan yang sesulit apapun. Dalam hal ini saat karang hadir dalam keluarga HK adalah hal yang menegangkan yaitu puncak dari permasalahan yang rumit.
Melati memiliki keterbatasan yaitu buta dan tuli yang membuat karang harus bekerja keras untuk melatih Melati dalam hal apapun. Awalnya karang menggunakan metode pembiasaan yaitu dengan membiasakan Melati makan dengan sendok -  garpu, dan juga duduk dikursi. Karang menggunakan stimulus yang mengakibatkan Melati merasa kesakitan. Melati diseret, dicengkram tangannya, dan tidak diberi makan jika ia tidak mau patuh dengan apa yang diperintahkan karang. Meskipun awalnya Melati memberontak namun pada akhirnya ia merespon perintah karang, makan menggunakan sendok – garpu dan duduk dikursi. Melati beranggapan jika ia tidak menuruti perintah Karang maka ia akan kelaparan dan badannya akan terasa sakit. Ini mirip dengan teori Conditioning Pavlov yang mengemukakan suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat – syarat dan dilakukan secara terus – menerus sehingga menimbulkan respon dan reaksi.
Karang mulai mengajari melati dengan cara menuliskan sesuatu pada telapak tangannya misalnya menuliskan air, Bunda dan Ayah. Karang juga menyuruh melati menyentuh bibirmya saat berkomunikasi sehingga Melati mengetahui apa yang dibicarakan lawan bicaranya. Cara tersebut berhasil, Melati mulai menunjukkan perubahan yang baik ia tidak hanya ingin mengetahui berbagai benda namun juga ingin mengetahui kegunaaan benda tersebut. Bahkan Melati mulai aktif bertanya setiap Karang atau Bunda mendongenginya dan saat berada di suatu tempat. Stimulus yang di ajarkan oleh Karang menghasilkan respon pada telapak tangan Melati. Lewat sentuhan tangannya ia belajar mengenal huruf, rasa panas atau dingin, dan mengenal berbagai bentuk benda lewat tekstur dan rasa.
Perubahan Melati yang makin membaik membuat keluarga HK sangat bahagia dan bersyukur kepada Allah SWT, kebahagiaan tersebut seakan memberi dampak positif seisi rumah. Salamah bisa bertemu kembali dengan kekasihnya dan mampu memperbaiki hubungannya kembali. Karang bersama Kinasih dapat bersatu kembali dan aktif kembali membangun Rumah Baca. Meski setelah itu Karang memutuskan untuk pergi dan Melati sangat merasa sedih, namun Bunda berjanji mampu mengatasi semuanya. Karang dan Melati adalah dua sosok yang mempunyai kesamaan dalam kehidupannya, mereka sama – sama merasakan ujian kehidupan yang luar biasa Melati buta dan tuli sedangkan Karang terjebak pada kisah pahit bersama anak – anak asuhnya dalam Taman Baca yang didirikannya dan Kinasih gadis yang ia cintai.
Kisah tersebut membuat kita sadar bahwa jangan menunggu Allah mengambil nikmat yang sudah ada sehingga kita baru tersadar bahwa nikmat itu sudah ada. Namun bersegerahlah menysukurinya. Salah satunya dengan melihat orang yang dibawah kita, orang yang lebih susah, lebih kekurangan, dan jangan selalu melihat orang yang berada diatas kita. Dengan cara seperti ini hati kita lebih peka, lebih bersyukur dan lebih hidup.